Kamis, Oktober 21, 2010

Tugas Pengantar Bisnis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kewirausahaan merupakan fenomena yang cukup popular dewasa ini dan memungkinkan akan menjadi pola-pola dan tatanan baru dalam kehidupan masyarakat dan bagi pihak tertentu merupakan hal yang memerlukan pendidikan khusus.
Pendidikan kewirausahaan dewasa ini sangat diperlukan dan penting supaya anggota masyarakat dapat mengerti bagaimana kewirausahaan serta memanfaatkan secara optimal kemampuan dirinya, guna menangkap peluang bisnis. Melalui pendidikan kewirausahaan, anggota masyarakat dapat memiliki pengetahuan berusaha atau berbisnis secara mandiri dan dapat memanfaatkan situasi-situasi yang terjadi di sekitar lingkungannya.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, masalah kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun. Kemajuan dan kemunduran ekonomi suatu Negara sangat ditentukan oleh keberadaan dan peran dari kelompok wirausahawan.
Peranan wirausahaan sangat krusial, baik sebagai Gap Filter maupun Input Completer. Peranan krusial ada pada masa pasang maupun masa surut dari suatu system perekonomian bangsa.
Pemahaman antara kewirausahaan da wirausaha sering kali digunakan secara bersamaan. Walaupun masih banyak yang memperdebatkan perlu diberikan sebuah batasan yang jelas antara keduanya. Roymond W.Y Kao (dalam, Lupiyuadi dan Wacik, 1998), menyebutkan kewirausahaan sebagai proses, yakni proses penciptaan sesuatu yan baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi). Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, melalui penalaran dan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan.

  
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kewirausahaan

Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya pada tahun 1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur, dalam arti mereka yang memulai usaha baru., menanggung segala resiko, dan mendapatkan keuntungan.
Kewirausahaan atau dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal .
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal usul kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya.   Wirausaha ini bukan faktor keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.

2.2 Faktor-faktor psikologi
Pada pertengahan 1980-an Thomas Begley dan David P. Boyd mempelajari literatur psikologi mengenai kewirausahaan. Mereka menemukan 5 dimensi :
  • 1.       Kebutuhan untuk berprestasi
            Wirausahawan mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi: Need for achievement sangat tinggi.

  • 2.       Letak kendali
            Individu mengendalikan hidup mereka sendiri- bukan keberuntungan atau nasib.

  • 3.       Toleransi terhadap resiko
            Wirausahawan yang bersedia mengambil resiko memperoleh hasil yang lebih besar daripada orang yang tidak mau                  ambil resiko.

  • 4.       Toleransi terhadap keragu-raguan.
                   Tingkah laku tipe A : ambisius, energik.

2.3 Faktor-faktor motivasi berwiraswasta
                Studi yang dilakukan oleh Russel M.Knight (1983) di kanada juga menyimpulkan hal yang sama bahwa seseorang wirausaha utamanya tidak di motivasi oleh Financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri dari lingkungan yang tidak sesuai, disampingkan itu guna menemukan arti baru bagi kehidupannya. Faktor motivasi tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
  • 1.       The foreign refugee
            Peluang-peluang ekonomi di Negara lain lebih menguntungkan sering kali mendorong untuk meniggalkan negaranya yang tidak stabil secara politis untuk berwirausaha di sana.
  • 2.       The corporate refugee
            Pekerja yang tidak puas dengan lingkungan perusahaan lebih memilih menjalankan bisnis sendiri.
  • 3.       The parantel (paternal) refugee
  • 4.       The feminist refugee
  • 5.       The housewife refugee
  • 6.       The society refugee
      Masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya akan mencoba menjalankan usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada.
  • 7.       The educational refugee
        Banyak orang yang gagal dalam studi/ mereka yang tidak cocok dengan system pendidikan yang ada menjadi terpacu untuk berwirausaha.

2.4 Karakteristik/Sifat
                McClelland dalam Schollhammer (1979) dan Burch (1996) menemukan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang memiliki dorongan berprestasi yang kuat. Hal ini terlihat dari tingkah laku wirausaha yaitu :
  • 1.       Kebutuhan berprestasi
  • 2.       Rasa tanggung jawab yang tinggi
  • 3.       Pemilihan risiko yang moderat
  • 4.       Adanya persepsi terhadap keyakinan sukses
  • 5.       Mengharapkan umpan balik sebagai dorongan
  • 6.       Energik
  • 7.       Orientasi masa depan
  • 8.       Keahlian dalam berorganisasi
  • 9.       Orientasi uang sebagai simbol keberhasilan
Steade et.al (1984) mengatakan ada lima tingkah laku berkualitas dari wirausaha (5p’s) :
  • 1.       Purposeful
            Menetapkan tujuan dan mencapainya.
  • 2.       Persuasive
            Dapat mempengaruhi orang lain untuk membantunya dalam mencapai tujuan.
  • 3.       Persistent
       Mencapai tujuan secara bertahap walau kadang melewati masa sulit. Kegagalan & kekecewaan tidak dapat menghalangi  usahanya.
  • 4.       Presumptuous
      Berani bertindak sesuai keinginannya di saat orang lain masih ragu. Berani mengambil risiko yang sudah di perhitungkan dalam menggunakan pendekatan yang inovatif.
  • 5.       Perceptive
        Mampu mengerti kaitan antara serangkaian pilihan dalam pencapaian tujuan.

2.5 Sumbangan Kewirausahaan
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial:
  • 1.       Memperkuat pertumbuhan ekonomi
        Menyediakan pekerjaan baru dalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi wirausahawan misalnya : permintaan pelayanan sektor jasa meledak

  • 2.       Meningkatkan produktivitas
        Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.

  • 3.       Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru
        Komputer digital,mesin fotokopi, laser, power steering.

  • 4.       Mengubah dan meremajakan persaingan pasar
        Pasar internasional menyediakan peluang kewirausahaan.

2.6 Tipe wiraswasta
  • a)       Kelompok wiraswasta yang tidak punya bayangan dan cita-cita menjadi besar.
  • b)       Kelompok wiraswasra yang gagal dalam bisnis.
  • c)       Kelompok wiraswasta yang sukses semasa yang besangkutan masih hidup.
  • d)       Kelompok wiraswasta yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya.
2.7 Hakikat/Esensi
                Hakikat kewirausahaan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,mental dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/ meningkatan pendapatan.

2.8 Kemampuan Kewirausahaan
  • 1.       Self Knowledge : Memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan/ditekuni.
  • 2.       Imagination : Memiliki imajinasi, ide dan perspektif, serta tidak mengandalkan sukses masa lalu.
  • 3.       Practical Knowledge : Memiliki pengetahuan praktis.
  • 4.       Search Skill : Kemampuan untuk menemukan dan berkreasi.
  • 5.       Forsight : Berpandangan jauh ke depan.
  • 6.       Computation Skill : Kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan datang.
  • 7.       Communication Skill : Kemampuan untuk berkomunikasi bergaul dan berhubungan dengan orang lain.
2.9 Kompetensi
1. Knowing Your Business :Harus mengetahui semua yang terkait dengan aktivitas bisnis yang akan  dilakukan.
2. Knowing The Basic Business Management :Mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis
3. Having The Proper Attitude : Memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukan.
4. Having Adequate Capital : Memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi modal rohani.
5. Financial Competence : Memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembalian, penjualan, pembukuan dan perhitungan laba/rugi.
6. Managing Time Efficiently : Kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
7. Managing People : Kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan (memotivasi) dan mengendalikan orang dalam menjalankan perusahaan.
8. Satisfying Customer by Providing High Quality : Produk yang memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu.

2.10 Bukan sekedar karakter, tapi Integritas
                Berikut tiga hal penting mengenai integritas yang berbeda dari pandangan umum.
  • 1.       Integritas Tidak Ditentukan oleh Lingkungan
  • 2.       Integritas Tidak Berdasarkan Kedudukan
  • 3.       Integritas Tidak Dapat Disamakan Dengan Reputasi
Jalan untuk mencapai integritas bisa jadi bukan jalan yang mudah, namun hanya itulah yang dapat mengantarkan seseorang pada tujuan.
1.    Integritas adalah sahabat setia Anda
2.    Integritas adalah sahabat setia Teman Anda
3.    Keuntungan integritas adalah kepercayaan
4.    Model konsistensi karakter
5.    Gunakan komunikasi yang jujur
6.    Nilai keterbukaan
7.    Tunjukkan kerendahan hati
8.    Tunjukkan dukungan Anda pada orang lain
9.    Penuhi janji anda
10. Miliki sifat pelayanan
11. Keuntungan dari kepercayaan adalah pengaruh
12. Menjadi orang yang memiliki integritas

2.11 Kendala Berbisnis
1. Tidak terjadinya penjualan
Banyak wirausahaan yang mencoba bangkit dari usaha yang minim menuju level yang lebih baik terhambat oleh tidak terjadinya penjualan, atau dengan kata lain penjualan masih tidak menentu dan tidak dapat menyeimbangkan dengan potensi produksi. Sedangkan biaya produksi baik bahan baku,  SDM, operasional, biaya teknis (listrik, telp) tetap harus terbayar.  Kemampuan menjual berhubungan dengan kualitas produk/layanan, strategi marketing, relationship dan membaca peluang/perubahan pasar.
2.  Biaya Awal yang tinggi
Biaya Awal yang tinggi adalah biaya untuk operasional dan perputaran awal. Bisa diartikan bahwa belum ada strategi keuangan dalam pengertian improvisasi anggaran dan belanja. Bisa juga diartikan ketika masih mendirikan usaha pada awalnya tentu menguras dana untuk membeli semua bahan dan penduukngnya, sehingga terkadang wirausahawan baru membli bahan tanpa prediksi untuk jangka waktu yang efektif, karena dalam tahap awal belum tentu ada lonjakan penjualan yang tinggi,
3. Kurangnya keterampilan
Bisnis sebagai roh dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan kualifikasi SDM yang jelas,dan lebih kepada merekrut teman sendiri, tetangga, saudara dll. Sehingga klasifikasi prekrutan SDM tanpa standar minimal, mungkin standar minimalnya hanya ‘mau’ dan ‘kenal’. Ketrampilan dibutuhkan dari semua lini, mulai dari produksi, efektitas keuangan, pemasaran, SDM, namun dari unsur tersebut kebanyakan lebih kepada keterampilan produksi yang standar, berkualitas nasional/dunia.
4. Tidak adanya produk yang baru
Produk baru dari sisi teknis adalah produk sebagai penyempurna dan inovasi. Produk baru bisa diartikan bahwa perubahan teknologi dan tingkat kemapanan ekonomi mempengaruhi permintaan peningkatan nilai dari sebuah produk. Bisa menciptakan produk baru yang berbasis pengembangan produk lama atau produk benar-benar baru namun lahir dari tingginya permintaan pasar.
5. Akses kependanaan
Kita paham wirasuhawan pemula terkadang kurang memahami unsur kewirausahaan dari aspek manajemen cash flow. Bisa juga memahami sistem pembayaran tunda dari pelanggan atau agent. Hal ini sebagai langkah strategis dalam azas bisnis yaitu kerjasama kemitraan dari aspek rantai distribusi, yang terkadang tingginya level distribusi menghambat akses pembayaran. Hal lain, bahwa akses pendanaan juga menjadi kendala dari tingginya permintaan namun kecilnya modal atau modal produksi/modal kerja. Sehingga wirausahawan sebaiknya menggunakan rantai distribusi yang pendek dengan jangka pembayaran yang pendek, agar optimalisasi akses pendanan  cepat terpenuhi. Faktor lain adalah tidak terpenuhinya aspek pengetahuaan pengajuan kredit, padahal Negara sudah memberikan peluang kredit dengan syarat lunak dan dibantu akses manajerialnya
6. Keuntungan yang tidak mencukupi
Strategi bisnis yang mendasari sebagian wirausahawan masih berorintasi pada kuanitas penjualan. Misal persaingan harga yang sangat jenuh yang terkadang menjadi pemicu penjualan dan pemasaran harga murah. Kejenuhan akan produk sejenis yang ditawarkan semakin tinggi, pilihan semakin beragam, sedangkan daya beli masyarakat menurun, karena masyarakat dipengaruhi kenaikan harga, termasuk biaya pendidikan dll. Demi menarik peminat, terkadang harus menyertakan diskon tinggi, atau dengan kata lain bahwa diskon rate menjadi penentu dari faktor terjualnya barang, padahal biaya produksi justru semakin meningkat. Ini yang terkadang melemahkan usaha menengah dan kecil.  Faktor lain tidak dikuasainya strategi bisnis berbasis pemasaran efektif, sehingga banyak pengusaha frustasi karena  tempo penjualan yang panjang, maksudnya bahwa kekawatiran dari pedagang atau produsen akan menumpukknya stok karena pemasaran yang tidak baik memacu untuk mengobral stok yang ada, ini mungkin sering terjadi di usaha pemodal terbatas, sehingga dengan harga-harga diskon tersebut menyebabkan keutungan yang minim.
7. Tidak adanya kepercayaan diri
Ternyata ketidakpercayaan diri ini juga mempengaruhi wirausahaan untuk tidak berani mengembangkan diri dalam produknya, takut gagal dan takut tidak laku. Termasuk bahwa merasa tidak mempunyai strategi bisnis yang baik sehingga untuk mengajukan kredit ke BPR atau Bank tidak berani, walaupun peluang sudah ada didekat matapun.
8 . Pemasok yang berbiaya tinggi
Dalam memacu produksi terkadang wirausahawan melibatkan banyak upaya dalam penguatan alat, penguatan koneksi dll, namun lupa membangun relationship yang baik dengan pemasok. Dalam rumusan bisnis dan strategi bisnisnya tidak tersirat dengan baik alur strateginya, sehingga terkadang pemasok lebih suka berelasi dengan pengusaha besar yang lebih peduli kepada pemasok, termasuk pembayaran yg lebih jelas waktunya. Ketidakbaikan hubungan dengan pemasok karena kurang strategi pendekatan ini, memacu pemasok untuk tidak bergantung pada satu sisi penampungnya.
9. Hambatan birokrasi
Birokrasi seperti ini juga mampu menghambat wirausahawan, terutama karena ketidaktahuannya, dirasa semua perizinan benar-benar sosok yang menakutkan dan menyulitkan. Secara budaya di Indonesia memang birokrasi aparatur pemerintahan terkadang dibuat rumit oleh pelaku bawahannya, agar menimbulkan peluang kolusi yang mengandung rupiah.
10. Suku Bunga tinggi
Selama ini ketika suku bunga bank tinggi dibarengi dengan kenaikan BBM, tarik listrik dll, wirausahawan semakin kesusahan dengan proses cicilan. Begitu juga wirausahawan yang sedang mengajukan keredit, membayangkan bunganya saja sudah resah dan kawatir, belum lagi harus membayangkan bunga kredit kendaraan bermotornya. Ini yang harus disikapi pemerintah bersama dengan masyarakat.

2.12 Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pengembangan Usaha
1. Jeli melihat pasar.
Dalam hal ini, kebanyakan konsumen lebih memilih dan membeli produk yang tengah tren meskipun dalam kualitas produknya nomor 2 daripada kualitas produk nomor 1 tapi produknya ketinggalan jaman (dalam bidang garmen/usaha pakaian). Seandainya dalam bidang makanan, konsumen lebih membeli produk yang mempunyai kualitas, mutu, dan bergizi serta rasa yang enak.
2. Menjalin komunikasi dengan orang lain
Maksudnya agar tidak ketinggalan informasi diperlukan mata-mata dalam menjalankan usaha, tentunya mata-mata dalam arti positif yaitu orang yang bertugas mengumpulkan informasi untuk mendukung kemajuan usahanya. Memperluas jaringan komunikasi sangatlah penting selain mempermudah mendapatkan informasi juga dapat memperluas daerah pemasaran.
3. Berani berinvestasi
Sebagai pemula dalam usaha dengan dana/modal yang terbatas, diharapkan untuk berani menjual asset sendiri yang dapat menghasilkan uang untuk berinvestasi ataupun berusaha mengkredit uang dengan orang lain dengan syarat harus adanya pertanggungjawaban untuk melunasinya.
4. Fokus dalam usahanya
Kelemahan dari para wirausahawan selama ini  adalah tidak mampu mengelola kesuksesan yang telah dicapai dengan melakukan tindakan yang tidak terkendali. Sebagai contoh, beberapa pengusaha garmen tergiur keuntungan sesaat dari bisnis valas  saat krisis moneter 1998, akhirnya mereka mencoba berbisnis valas sedangkan bisnis garmennya terbengkalai. Sementara bisnis valasnya merugi akibat ketiadaan pengalaman bisnis financial, maka pengusaha tersebut gulung tikar.
5.    Promosi
Dengan adanya promosi, masyarakat dapat mengenal produk yang ditawarkan. Sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Para wirausahawan dapat mengambil alternatifnya yakni, dengan mengikuti bazaar, karena bazaar adalah sarana promosi yang murah dan dapat dijadikan momen untuk mengambil keuntungan. Setelah itu baru mempersiapkan brosur ataupun spanduk.
6.    Pemasaran yang dilakukan para wirausahawan
Dapat memilih tempat yang strategis. Dan dalam hal memproduksi barang dan penamaan tempat (toko) perlu adanya keunikan. Karena dengan keunikan suatu barang, maka kemungkinan banyak konsumen yang mencari, dan semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, dalam hal ini juga dapat memberikan nilai tambah didalam penjualan produk atapun memberikan nilai diskon apabila pembelian banyak.
7.    Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis
Yakni dengan jalan Waralabalisensi atau peluang bisnis ataupun distribusi wholesale.
8.    Berani atau keluar dari Rasa takut akan gagal.
Tindakan dimana kita harus bisa mengambil sikap atas peluang-peluang yang muncul dalam hidup ini terutama peluang untuk mendirikan usaha. Seorang wirausahawan tidak mengenal tingkat pendidikan tapi mengenal pada tingkat seseorang berani mengambil Resiko. Walaupun pendidikan itu penting tapi perannya disini justru adalah pada tingkatan keberanian akan usaha yang akan kita buat.Pendidikan disini berguna pada tingkat keahlian dari bidang usaha yang akan kita dirikan tapi hal tersebut bukan lah jadi prinsip dasar dalam membangung usaha tapi keberanian kita lah yang dapat menjadi prinsip dasar dalam membangun usaha.
9.    Berfikir optimis atas peluang dan segala usaha yang kita lakukan
Karena dengan begitu semangat dan kemauan yang keras juga ketekunan kita akan menciptakan usaha kita yang maju dan terus berkembang. Juga disamping itu kita harus berfikir alternatif dimana dengan berfikir alternatif kita menciptakan suatu ide dan strategi dari dan atas usaha yang akan kita lakukan untuk usaha kita.

2.13 Strategi Untuk Mendapatkan Keuntungan Besar
Dalam berbisnis para wirausahawan hanya dapat mempengaruhi : calon pelanggan, tingkat konversi, jumlah transaksi, rata-rata belanja, dan margin
1. Calon Pelanggan
Adalah setiap orang yang telah mampir ke toko, tapi belum membeli, mereka juga orang-orang yang telah menelepon ke toko dan meminta penjelasan tenteng produk tsb atau merespon email yang di buat untuk promosi tapi mereka belum membeli.
2. Tingkat Konversi
Adalah persentase calon pelanggan yang akhirnya membeli produk.
Sebagai contoh, bila saat ini datang 10 orang ke toko anda, kemudian 3 orang membeli,  maka tingkat konversinya adalah 30%.
3. Jumlah Transaksi
Adalah berapa banyak pelanggan yang sama, untuk kembali ke toko dengan membeli produk tersebut.
4. Rata-rata belanja
Adalah besarnya uang yang dibelanjakan dalam 1 kali transaksi. Contohnya, bila saat ini rata-rata pelanggan anda menghabiskan 50.000 rupiah untuk berbelanja di toko anda, maka anda dapat melakukan upaya agar mereka mau membelanjakan uangnya lebih banyak lagi di toko anda dalam 1 kali transaksi.
5. Margin
Adalah persentase keuntungan dari produk tersebut. Sebagai contoh, bila anda dapat menerapkan strategi-strategi yang tepat untuk menaikkan 10 % saja kinerja anda dimasing-masing langkah, maka diakhir periode anda dapat meningkatkan hingga 61 % keuntungan anda.
Pada hakekatnya dalam dunia wirausaha para wirausahawan harus berani terjun dalam mengembangkan usahanya hingga titik kesuksesan dan pada intinya banyak cara untuk mencapai kesempurnaan dalam dunia bismis namun semua dapat dicapai jika kita bersungguh-sungguh untuk mengembangkan bisnis yang kita punya. Dan kami berharap agar pembelajaran ini kita bisa mengambil pelajaran dalam  dunia bisnis yang ingin kita jalankan.
Dan semua pengorbanan yang kita keluarkan untuk mengembangkan usaha kita harus didukung juga rasa percaya diri agar mampu bersaing di dunia bisnis yang kita dalami.



BAB 3

KESIMPULAN

Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya  adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. karena semua usaha dan rencana tidak akan berhasil tanpa adanya ridho dari Allah SWT.


Sumber :
  • google
  • Pengantar Bisnis Modern
  • Pengantar Bisnis 
  • ENTREPRENEURSHIP
  • ENTREPRENEURSHIP menjadi pebisnis ulung  

Nama : Anggi Mustika sari
Kelas : 1EB11
NPM : 20210824

Tidak ada komentar:

Posting Komentar