Tema : Akutansi Keuangan Menengah
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB
II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Akuntansi
2.2 Pengertian Persediaan
2.3 Pengertian Metode FIFO,LIFO dan Average
2.4 Kelebihan Metode FIFO,LIFO dan Average
BAB
III Pembahasan
3.1 Contoh Transaksi yang menggunakan metode
FIFO dan LIFO
BAB
IV Penutup
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perkembangan akuntansi banyak
perusahaan yang lebih memilih untuk menggunakan metode FIFO dan Metode Average
sedangkan Metode LIFO sudah banyak perusahaan yang tidak menggunakannya.
Di dalam UU sudah dijelaskan bahwa
penggunaan metode LIFO dilarang karena harga barang akan cenderung meningkat
dan menyebabkan laba yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode
FIFO ataupun metode Average.
Metode LIFO lebih banyak digunakan
dalam bidang pajak karena dapat menghemat pajak suatu perusahaan daripada
pembuatan laporan keuangan perusahaan. IASB juga menyatakan bahwa metode LIFO
dilarang untuk digunakan.
1.2 Batasan Masalah
Dalam
Penulisan ilmiah ini penulis hanya membahas Pengertian metode FIFO,LIFO dan
Average serta kelebihan dari masing-masing metode.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan ini adalah memberi pemahaman tentang metode yang baik
untuk digunakan dalam mencari persediaan dalam suatu perusahaan.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk
memberi gambaran secara umum mengenai pokok pembahasan dalam penulisan ini.
BAB
I : PENDAHULUAN
Bab
ini berisi keteragan umum mengenai penulisan ini , terdiri dari latar
belakang,batasan masalah,tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab
ini menjelaskan mengenai pengertian akuntansi, pengertian persediaan ,
pengertian metode FIFO,LIFO dan Average, dan Kelebihan dari masing-masing
metode.
BAB
III : PEMBAHASAN
Dalam
bab ini penulis akan memberikan contoh transaksi yang menggunakan metode FIFO,
LIFO dan Average
BAB
IV : PENUTUP
Bab
ini berisi kesimpulan keseluruhan dari penulisan ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni mencatat,
menjurnal, menggolongkan (posting), mengikhtisarkan (neraca), transaksi
keuangan serta melakukan pelaporan (laporan keuangan).
2.2 Pengertian Persediaan
Persediaan adalah Barang yang masih
tersisa digudang pada akhir tahun dan masih dapat digunakan untuk tahun
berikutnya.
2.3 Pengertian Metode FIFO,LIFO dan Average
Metode FIFO (First In First Out )
adalah barang yang masuk atau dibeli pertama dianggap akan dijual lebih dahulu.
Metode LIFO (Last In First Out)
adalah barang yang terakhir masuk atau dibeli dianggap akan dijual terlebih
dahulu.
Metode Average adalah nilai
persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian barang.
2.4 Kelebihan Metode FIFO,LIFO dan Average
Masing-masing metode memiliki kelebihan
sendiri. Metode FIFO memiliki kelebihan yaitu menghasilkan harga pokok
penjualan yang rendah, menghasilkan laba kotor yang tinggi, menghasilkan
persediaan akhir yang tinggi. Metode LIFO juga memiliki kelebihan yaitu mudah
menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang, Jika harga naik, harga
barang konservatif, laba operasi tidak tercemar oleh untung/rugi fluktuasi
harga, Jika harga berfluktuasi , dapat meratakan laba tahunan sedangakan
kelebihan dari metode Average adalah Menetapkan harga
perolehan sebesar harga rata-rata atas barang selama satu periode dan
metode ini mudah diterapkan , objektif dan tidak dapat dimanfaatkan untuk
memanipulasi laba.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh transaksi menggunakan metode FIFO,
LIFO dan Average
Jika
perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian
berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok
barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di gudang.
Sebagai
contoh data persediaan barang dagangan untuk bulan Januari 2006 sebagai
berikut:
Januari
1 Persediaan 200 unit @ $10 =
$2,000
12 Pembelian 400 unit @ $12 = $4,800
26 Pembelian 300 unit @ $11 = $3,300
30 Pembelian 100 unit @ $13 = $1,300
Setelah
dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300
unit. Tentukan:
Persediaan
per 31 Januari 2006. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari
2006. Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400
+ 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700
unit.
Penerapan
asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual. Jika
perusahaan menggunakan Sisem Periodik
FIFO
Dengan
metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal
dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:
200
unit @ $10 = $2,000
400
unit @ $12 = $4,800

Harga
pokok penjualan $7,900
Selanjutnya
persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006
dengan rincian sebagai berikut:
200
unit @ $11 = $2,200

Persediaan
akhir $3,500
LIFO
Dengan
metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari
barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100
unit @ $13 = $1,300
300
unit @ $11 = $3,300

Harga
pokok penjualan $8,200
Selanjut
persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12
Januari 2006, yaitu:
200
unit @ $10 = $2,000

Persediaan
akhir $3,200
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Metode
yang banyak digunakan perusahaan dalam pencatatan laporan keuangan adalah
metode FIFO dan Average sedangkan untuk metode LIFO hanya digunakan dalam
bidang pajak. Hal ini disebabkan metode LIFO akan harga barang menigkat
sedangkan laba menurun. Manager pasti tidak akan memakai metode yang akan
meyebabkan perusahaan memiliki laba kecil. Prinsip akuntansi adalah
mengeluarkan pengorban yang sedikit untuk menghasilkan keuntungan yang
maksimal.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar